Home / Nasional / Pos Kalsel

Rabu, 28 September 2016 - 14:30 WIB

[Feature] Saksi Perjuangan di Tanah Banjar, Kisah Veteran “Teman Seperjuangan” Brigjen Hasan Basri

Unan Muhammad saat diwawancarai Posborneo

Unan Muhammad saat diwawancarai Posborneo

POSBORNEO.COM, BANJAR – Kisah ini datang dari seorang pejuang veteran berusia 92 tahun. Dialah Unan Muhammad, satu saksi sejarah perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum kemerdekaan.

Pejuang veteran ini adalah penduduk asli Desa Paku Alam RT 10 Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.

Pasca kemerdekaan, dia menata hidup dengan sangat sederhana di kawasan perkampungan yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan tersebut.

Ayah tujuh anak dan belasan cucu ini tinggal di sebuah rumah kayu dengan atap jerami. Seadanya, bertahan hidup dengan hasil alam kawasan tempat tinggalnya.

Hingga usianya yang hampir satu Abad, nampaknya Unan ditakdirkan untuk selalu berjuang. Bertahan hidup, di balik kisah panjang dirinya yang bertaruh nyawa untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan di Tanah Banjar

Tak berharap penghargaan apa-apa dan tak mencari-cari imbalan akan kisah masa lalu tersebut. Meski kehidupannya sangat memprihatinkan di tanah yang dulunya dia perjuangan untuk kedamaian.

Unan Muhammad terus meniti asa, untuk menghabiskan sisa usia di kala senja. Tak lupa do’a kepada sang pencipta, jadi kekuatan tersendiri baginya.

Melihat keluarga bisa kumpul satu sama lain dan cucu-cucunya yang beranjak dewasa, cukup membuat Unan bahagia di tengah roda kehidupan yang terus berputar.

Hingga akhirnya, kabar baik itu datang kala usia senja sedang dijalaninya. Jelang HUT ke-71 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Unan mendapat kejutan dari Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banjarmasin, Rabu (28/9/2016).

Sang pejuang veteran yang mengaku teman seperjuangan Brigjen Hasan Basri di masa peperangan melawan penjajah ini diberi tahu bahwa rumahnya akan dibedah atau direnovasi total.

Danlanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Oky IZ Dipura SH didampingi Palaksa Lanal Letkol Laut (P) Erpandrio TW yang menyampaikan langsung kabar baik itu.

Saat Danlanal Banjarmasin mengatakan rumah sang veteran akan dibedah dan direnovasi, veteran pejuang kemerdekaan ini berderai air mata. “Saya terima kasih, terima kasih karena dihargai seperti ini. Saya berdoa, semoga semua mendapat berkah,” kata Unan Muhammad.

Proses bedah rumah langsung dilakukan oleh prajurit Lanal Banjarmasin dan warga setempat. Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar perintah dari Panglima TNI untuk melaksanakan kegiatan bedah rumah bagi Veteran Pejuang RI, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-71 TNI.

Program bedah Rumah ini bekerja sama dengan komponen masyarakat. Kegiatan ini dinamai Bedah Rumah Tidak Layak Huni (RLTH).

Danlanal Banjarmasin mengatakan program bedah rumah ini tidak asal menunjuk rumah yang akan dibedah, tetapi semuanya berdasarkan dari seleksi dan koordinasi dengan masyarakat sekitarnya, RT/RW, Lurah dan Camat setempat yang memenuhi syarat untuk dibedah.

“Selain melihat kondisi rumah yang memprihatinkan ini, program ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan nantinya masyarakat memiliki rumah layak, sehingga mereka nyaman dalam aktifitas kehidupan sehari – harinya,” kata Danlanal Banjarmasin.

Kegiatan Bedah Rumah ini dilaksanakan mulai hari ini dan diharapkan pada 5 Oktober 2016, saat perayaan HUT TNI ke 71 sudah selesai dan dapat diserahkan kepada Unan Muhamad, veteran kelahiran ‎14 Maret 1924.

Hadir dalam acara tersebut, Para Pejabat Lanal Banjarmasin, HA Razak selaku Camat Sungai Tabuk), Kapolsek Sungai Tabuk AKP Siti Rohayati, Danramil Sungai Tabuk Pelda Suyono, Kepala Desa Lok Baintan Sapriansyah, para prajurit Lanal Banjarmasin dan masyarakat Desa Lok Baintan.

Menjadi menarik kala Danlanal Banjarmasin mau berpamitan kepada Unan. Sang veteran pejuang sempat mengisahkan cerita saat berjuang untuk kemerdekaan. “Hasan Basri itu teman saya. Dulu, kami berjuang bersama-sama. Berperang dan diserang oleh penjajah Belanda. Tapi kami terus solid, terus melawan, pantang mundur, meski nyawa taruhannya,” ungkap Unan.

Mendengar itu Kolonel Laut (P) Oky IZ Dipura SH takjub. Dirinya langsung menggandeng Unan dan memberi pujian akan kisah sang pejuang. “Jadi dulu bapak berjuang dan berperang bersama Hasan Basri? Kami berterima kasih sekali atas perjuangan bapak untuk kemerdekaan ini,” ungkap Danlanal Banjarmasin.

Sementara saat diwawancara secara terpisah, Unan mengatakan dirinya dulu adalah Kepala Hulu Jalan di Tanah Banjar. Bertugas sebagai pengatur arah dan penunjuk jalan. Memberi opsi jalur yang akan dilalui saat penyerangan dan persembunyian. Keluar masuk hutan, di air dan darat mereka lalui demi kemerdekaan.

Dirinya yang kala itu lebih muda setahun dari Hasan Basry mengatakan masih sangat terkenang akan masa peperangan. Meski memori itu tak sepenuhnya dia ingat, karena faktor usia. Serangan brutal para penjajah, hujan peluru dan berlari di tengah situasi darurat pernah dirasakan. Hingga semua itu terbayar dengan kemerdekaan negara ini.

‎Sang Veteran juga sempat menunjukkan bekas luka tembak yang membekas di dekat mata kakinya. “Ini dulu ditembak belanda, untung tidak tembus tulang,” lontar Unan.

Pelor belanda itu terus terkenang. Rasanya Unan kala itu sudah tak berdaya ketika ada penyerangan di Tanah Banjar. “Yang menolong saya dulu itu Hasan Basri, dia angkat senjata dan terus melawan. Bersama Bambang Sutopo, mereka terus menyerang hingga kami bisa mencari jalan untuk sembunyi dan saya terselamatkan,” kenangnya.

Sisa masa kejayaan, memang nampak terlihat dari gestur sang veteran. Ketika dia menceritakan peperangan, tangannya spontan bergerak seakan sedang angkat senjata.

Saksi sejarah ini nampak sehat. Diakuinya tak ada penyakit yang menggerogotinya, lebih kepada faktor usia dan pendengaran serta penglihatan yang memang mulai menurun.

Cerita lain yang menjadi kisahnya adalah kala penghianatan terjadi oleh bangsa sendiri. “Menjadi antek-antek penjajah, orang kita yang berbalik menyerang kami para pejuang. Mereka teriming-iming janji, namun akhirnya kebenaran juga yang jadi pemenang,” tegasnya.

Dirinya juga sempat menceritakan tentang sejarah Alam Roh yang disebut markas para pejuang kemerdekaan. Alam Roh tak jauh dari lokasi tempat tinggal Unan dan dia mengaku hapal betul setiap jengkal tempat itu kala dulu.

“Itu tempat pertemuan rahasia para pejuang kemerdekaan, termasuk Hasan Basri. Menjadi wilayah yang tak bisa diserang dan garis pertahanan kuat para pejuang kita,” jelas Unan.

Menutup pembicaraan, Unan Muhammad, berharap apa yang sudah mereka perjuangkan bisa dimaknai dengan baik. “Pejuang itu tak perlu dikenang dan tak perlu ucapan terima kasih. Kami sepenuhnya ikhlas memberikan jiwa dan raga untuk bangsa ini,” pungkasnya. (FSR-PB)

 

Share :

Baca Juga

Kapuas Kota Air

Bisa Jadi Contoh, Siwalk Kuliner Siring Laut Kotabaru Gunakan Tapping Box, Dorong Wisata dan Tingkatkan PAD

Kapuas Kota Air

PWI Kapuas Kunjungi Kotabaru Kalsel, Jalin Sinergi untuk Dorong Pariwisata Daerah

Pemprov Kalsel

Mudik Gratis 2025, Polda Kalsel Berangkatkan 400 Pemudik

Pemprov Kalsel

Gubernur Kalsel H Muhidin Resmikan Jalan Akses Baru Bandara Syamsuddin Noor

Nasional

Tinjau Pulau Salat dan Nyaru Menteng Baru, Menhut RI Lakukan Kunjungan Kerja ke Kalteng

Kapuas Kota Air

Turun ke Jalan Berbagi Takjil di Kapuas, Potret Merakyat Anggota DPD RI Siti Aseanti

Hukum & Peristiwa

Gagalkan Peredaran Narkoba, Sabu-sabu Seberat 496,09 Gram Diamankan Satresnarkoba Polresta Banjarmasin

Pos Kalsel

BMKG Imbau Waspadai Gelombang Tinggi di Perairan Kalsel